Platform calon ketua umum imm fkip ums
Arif Saifudin Yudistira
Data Pribadi
Nama Lengkap : ARIF SAIFUDIN YUDISTIRA
Tempat,tgl Lahir : Cilacap, 30 juni 1988
Alamat Sekarang : Bayanan, Gesikan, Gantiwarno, Klaten
Pendidikan Formal
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas FKIP Bahasa Inggris 2006s/dSekarang
SMA N 1 JOGONALAN Klaten 2003s/d2006
SLTP N 1 Gantiwarno 2000s/d2003
SDN 1 Gesikan, Gantiwarno, Klaten 1994s/d2000
Perkaderan IMM
Darul Arqom Dasar 2006
Training dan Pelatihan
Seminar Nasional tentang konstitusi di Universitas Sebelas Maret, 2008
Seminar Nasional tentang ” Strategi Universitas Menghadapi Liberalisasi Pendidikan”,2008
Pelatihan pendidikan Menengah Perkoperasian, Semarang, 2007
Pengajian I’tikaf Ramadhan 2007
Training Kewirausahaan bersana CES ( Citra Emas )2005
Pengalaman Organisasi di IMM
Ketua Bidang SOSMI 2007-2008
Anggota bidang SOSMI 2007
Pengalaman Organisasi di luar IMM
Anggota IRM bidang dakwah 2005
Ketua IRM Cabang Gantiwarno 2006 s/d 2008
Ketua Bidang KPSDM PD IRM KLATEN 2007
Staff HRD KOPMAUMS 2007s/d 2008
Kabid Organisasi HKMS( Himpunan Koperasi Mahasiswa Se-Surakarta ) 2008
Kabid Litbang FIGUR UMS
Publikasi Karya
” Ironi Masyarakat Petani ” 2007 Majalah Pers Fakultas Figur UMS 2007
” Demo Kenapa Tidak ?” Rubrik curhat SOLO POS
” Sumber Energi untuk Siapa?” Rubrik Mimbar Mahasiswa SOLO POS
” Tanggung Jawab Kita” rubrik POS PEMBACA,3 JULI 2008
A . Gerakan Pemikir, Pendidik, Pembaharu
Co Gito Ergo Sum, begitulah kata descrates seorang pemikir yunani, saya berpikir oleh karena itu saya ada, berfikir merupakan landasan dasar bagi kita untuk menjadi manusia yang utuh. Dalam hal ini kita sama-sama mengetahui sebuah perbedaan orang yang berfikir dengan orang yang hanya diam. Orang yang berfikir telah membuktikan dalam sejarahnya akan diberi kedudukan yang lebih tinggi.
Hal ini pula yang seharusnya digunakan landasan IMM dalam bergerak, sebagai gerakan Islam. Islam pun tidak melepaskan diri dari pengajaran tentang hakekat berfikir yang begitu mendalam. Hampir dalam tiap surat dalam Al- Quran kita menjumpai kata ” ............Afalaa yatafakkaruun”
Tidak hanya itu, Sesepuh sekaligus pendiri Muhammadiyah K.H.Ahmad Dahlan pun mengajarkan kita tentang hakikat berfikir dengan pesan yang disampaikan beliau yang berbunyi : ” Manusia perlu dikumpulkan secara bersama-sama untuk memikir untuk apa mereka hidup, untuk apa mereka diciptakan, berfikir tentang kebenaran, menimbang-nimbang serta mencari-cari agar ia selamat dalam kehidupannya karena hidup hanya sekali, alangkah meruginya manusia jika hidup sekali ini sampai sia-sia”
Dari situlah berfikir merupakan sebuah landasan penting di dalam IMM agar IMM bisa bergerak kedepan dan lebih maju. Selama ini gerakan pemikiran inilah yang dirasa kurang, sehingga kelemahan dan kemandeganlah yang terjadi. Apalagi dalam tataran komisariat, gerakan pembaruan pemikiran Islam dirasa cukup penting untuk digalakkan sehingga umat Islam/kader akan menjadi umat yang cerdas, tanggap, dan tidak gagap.
Kedua, sebagai komisariat yang ada dalam lingkungan tentunya kedepannya harus ada sebuah komunikasi pedagogik, dalam hal ini pendidikan yang kita lakukan haruslah berusaha untuk mewujudkan pendidikan yang membebaskan atau pendidikan hadap masalah( Paulo Freire ).
Dengan seperti itu, maka timbullah kesadaran dari masing-masing kader untuk senantiasa mengaktualisasikan dirinya ke dalam IMM agar terjadi aktualisasi gerakan yang progresif. Dengan adanya komunikasi pedagogik yang kontinue, secara otomatis akan timbul transfer of knowledge, transfer of value, dan transfer of morality.
Ketiga, Pembaharu dengan adanya gerakan pembaruan maka akan terjadi
perubahan dan bermunculan ide-ide segar, dan inovasi gerakan sehingga mendorong kader untuk senantiasa kreatif, inovatif,serta dinamis.
B. Filsafat Sebagai Landasan Gerakan
“Terus-menerus menanyakan adalah kunci pertama menuju kebijaksanaan. Lewat kesangsianlah kita menyelidiki, dan melalui penyelidikanlah kita menggapai kebenaran”( Peter Abelard 1079s/d 1142)
Dari sebuah kata-kata diatas kita akan memahami, bahwa filsafat akan sangat berperan penting dalam mencapai sebuah progresifitas gerakan. Dengan cara berfikir filsafat serta mempertanyakan maka kita akan belajar dan menemukan berbagai sebuah kesimpulan yang bijaksana.
Dari sesuatu yang bijaksana inilah kemudian kita bisa berfikir dan bertindak dengan benar. Dalam lingkungan pendidikan tentu kita juga akan menggunakan filsafat pendidikan. Sehingga cara pendidikan yang kita lakukan dalam menjalankan roda maupun program organisasi akan senantiasa berpacu pada landasan dan dasar yang benar-benar dipertimbangkan.
Dalam hal ini saya akan mengutip kata bijak dari Max Depree : ”Kita tidak dapat menjadi apa yang perlu kita capai,kalau kita tetap seperti apa adanya”. Dalam kata mutiara ini menjelaskan bahwa setiap kita mempunyai potensi masing-masing yang bisa kita kembangkan. Oleh karena itu, menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk senantiasa mencari dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan sesuai dengan bakat kita.
Menjadi manusia yang utuh itulah yang menjadi tujuan kita selaku seorang kader. Untuk ke arah sana maka kesadaran individu dan kesadaran kolektif amat diperlukan. Yang terakhir, sebagai seorang kader tentunya kita harus mengembangkan sifat kemandirian pantang mengedepankan sikap mengharap-harap atau bergantung dengan financial atau apapun. Atau dalam bahasa jawa ”njagakke ndok blorok”.
C. ARAH DAN KEBIJAKAN ORGANISASI
Arah Gerakan Intelektual : Menuju Gerakan yang progresif
Disadari ataupun tidak, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah merupakan fakultas dengan basis yang cukup besar. Oleh karena itu, sebagai fakultas yang paling besar dengan basis massa yang besar pula, FKIP dituntut untuk senantiasa mengembangkan kompetensi kualitas intelektualnya, untuk mengimbangi kuantitas.
Supaya tidak terjadi obesitas gerakan, sehingga hanya terlihat banyak tanpa adanya kemampuan yang cukup. Untuk mengembangkan dan mewujudkan gerakan ini, diperlukan adanya budaya membaca, menulis, juga diskusi sehingga kader benar-benar tahu akan perkembangan kondisi yang ada di tataran bangsanya, masyarakatnya, kampus, juga lingkungan keorganisasiannya.
Wacana-wacana dasar tentang keagamaan hendaknya perlu diadakan sebuah evaluasi-evaluasi juga inovasi sehingga sebagai gerakan Islam atau dakwah tidak meninggalkan spirit keagamaannya yaitu sebagai ”Agama yang meletakkan rakyat tertindas sebagai pihak utama yang patut dilindungi, dibela, dan diperjuangkan ( Islam Kiri )”.
Disamping wacana tentang keagamaan, wacana pendidikan dan perkembangannya juga harus senantiasa di dalami juga difahami, karena hal ini merupakan pijakan awal kita sebagai kader intelektual.
Dengan memahami serta mendalami apa yang menjadi bidang studi kita, maka kita akan mampu menginterpretasikan dalam gerakan kita. Kemudian, wacana wacana umum, pengetahuan sosial juga harus kita kembangkan sebagai sebuah gerakan yang mengaku peduli terhadap kaum mustaadafin.
Kaum mustaadafin difahami tidak hanya kaum miskin saja, tetapi juga seseorang yang tertindas dalam pendidikan, misalnya kapitalisme dalam pendidikan yang melanda negeri ini, juga tidak menutup kemungkinan di kampus kita ini. Fenomena inilah yang harus senantiasa mendapat respon dari kita, seperti banyaknya kasus-kasus kesalahan sistemik, serta kebijakan pendidikan yang menindas serta kebijakan yang melenceng dari tujuan pendidikan.
Dengan demikian, gerakan progresif akan terwujud, dengan terciptanya suasana belajar yang bukan hanya menyenangkan, tetapi juga menenteramkan, sesuai dengan visi-misi pendidikan di FKIP. Dalam hal ini saya memaknai gerakan progresif sebagai gerakan yang membawa perubahan ke arah kemajuan yang kebih baik.
Visi
”Terwujudnya gerakan IMM sebagai gerakan intelektual yang mengabdi untuk kepentingan umat dengan tanpa meninggalkan pada spiritualitas Islam sebagai landasan gerakan”
Misi
”Liberalisasi kader serta pemberdayaan kader (empowerment) menuju kesadaran kolektif kolegial sehingga tercapai visi dan misi IMM”
Rencana dan program Strategis
Penguatan wacana pendidikan, sosial ,ekonomi, politik, ekonomi, serta budaya, sehingga tercipta kader yang berwawasan luas dan intelek.
Penguatan dan pendalaman ideologi gerakan dikalangan kader sebagai bentuk pendidikan ideologi ikatan.
Pemberdayaan kader melalui media-media stretegis( Sekolah kader, diskusi, juga sarana lain) untuk menumbuhkan kompetensi kader.
Partisipasi terhadap elemen-elemen strategis dalam mengambangkan kompetensi kader.
Membangun jaringan intern dan ekstern komisariat untuk menambah pengalaman kader.
Berpartisipasi dalam penguatan jejaring keorganisasian ditingkatan fakultas maupun universitas ( Orbitasi )
Individuasi kader, sehingga tercipta perwujudan tri kompetensi di setiap kader IMM.
Penutup
”Dengan adanya landasan filosofis IMM KOM FKIP, sebagai generasi pemikir,pendidik, serta pembaharu serta di dukung dengan adanya filsafat sebagi landasan gerakan diharapkan mampu mewujudkan gerakan intelektual IMM yang mengabdi pada kepentingan umat tanpa meninggalkan spiritualitas Islam sebagai spirit gerakan, dengan liberalisasi kader serta pemberdayaan sehingga tercapai visi dan misi IMM”
”Islam itu harus berani mengejar zaman, bukan seratus tahun, tapi seribu tahun Islam ketinggalan zaman, Kalau Islam tidak mampu buat mengejar seribu tahun itu,niscaya ia akan tetap hina dan mesum. Bukan kembali pada zaman kekhalifahan,tetapi lari ke muka,mengejar zaman – itulah satu-satunya jalan menuju gilang kembali” ( Soekarno )
---Tenang Meyakinkan---
1 Komentar:
Terima kasih informasinya ...
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda