Koperasi PEmuda InDoneSia????
Pemimpin Baru, Sikap dan Haluan Barukah???
Oleh Arif Saifudin Yudistira*)
Setelah RAT ke XXVIII pada tanggal 28-30 juni 2009 yang baru berakhir di Lampung. Akhirnya KOPINDO{Koperasi Pemuda Indonesia} mengambil langkah baru dan haluan baru untuk arah koperasi ke depan dan masa depan koperasi indonesia.
Para anggota bersemangat untuk menyepakati pemberhentian pengurus pada periode 2008-2011 yang dinilai anggota memihak pada kepentingan politik sehingga dinilai merugikan dan membawa keburukan pada KOPINDO begitulah kesimpulan sementara yang diambil anggota dari seluruh perwakilan se-indonesia.
Ada semacam kejenuhan anggota yang sampai saat ini belum merasakan perubahan di tubuh KOPINDO dan dirasakan belum ada sebuah pengaruh akan adanya KOPINDO ini. Anggota memandang bahwasannya KOPINDO saat ini belum bisa memberikan kontribusi yang nyata bagi anggota.
Misi pencerdasan dan pendidikan kepada anggota juga dinilai bagian dari evaluasi yang dianggap menjadi penyebab kurang berartinya KOPINDO dimata anggotanya. Respon dan kritisisme para anggota kita hargai bersama sebagai suatu upaya pengembangan insan koperasi indonesia.
Akan tetapi nuansa politis lagi-lagi mewarnai adanya RAT KOPINDO ke XXVIII ini. Susah kita menggunakan nurani sepertinya dalam forum RAT kali ini. Munkinkah ada perubahan dalam KOPINDO kali ini. Itu pertanyaan mendasar yang perlu kita pertanyakan untuk kemajuan KOPINDO.
Ada beberapa pertanyaan yang kemudian bisa kita ajukan untuk membantu menjawab pertanyaan bisakah pemimpin baru membawa harapan baru bagi koperasi tumpuan pemuda ini.
Pertama, bagaimana kemudian komitmen nahkoda baru kita?. Kedua, Bagaimana kemudian sinergi yang belum terbangun antara pengurus dengan anggota bisa lebih baik?. Terakhir kedewasaan anggota dan kita semua.
Mari kita analisa, pertama komitmen nahkoda kita yang baru. Jelas seperti yang dikatakan dalam penyampaian visi-misi bahwa Muhammad Mujayin berjanji bahwa KOPINDO akan lebih konsen pada kesejahteraan dan pendidikan anggota bukan pada kepentingan politik, sehingga komitmen ini perlu kita kawal dan awasi bersama.
Kedua, Sinergi antara pengurus dan anggota. Masalah yang dipandang krusial dan perlu diobati adalah satu ini. Belum ada sinergisitas antara anggota dan pengurus dalam tubuh KOPINDO sehingga yang kemudian merasa memiliki hanya pengurus dan pengawas, anggota hanya dipandang sebagai penyetor simpanan saja, begitulah kiranya analisa selama ini yang ada pada tubuh KOPINDO. Ini perlu dibenahi kalau KOPINDO mau maju dan lebih baik.
Terakhir, kedewasaan anggota dan kita semua. Pelajaran kasus NH dan AS cukup menjadi pelajaran bahwa Kopindo perlu konsentrasi pada tubuhnya sendiri. Akan tetapi sikap pendewasaan kita dalam mengambil keputusan dan penyikapan ini perlu kita lakukan. Bagaimana kemudian anggota kedepan perlu hati-hati dan mengawal setiap permasalahan yang ada di KOPINDO serta tidak terburu-buru menilai adanya pengambilan keputusan dalam kebijakan yang menyangkut KOPINDO.
Di sisi lain, pengurus hendaknya juga perlu komunikasi intensif dengan anggota sehingga apa yang diambil pengurus adalah yang terbaik dari representasi anggota sehingga pengurusan tahun ini lebih kuat karena dukungan anggota dan tidak ada lagi nuansa politis yang kemudian pro terhadap kepentingan sesaat.Semoga harapan ini benar-benar terwujud dalam kepengurusan tahun depan atas dukungan dan kerjasama kita semua.
Penulis adalah PRESIDIUM SIDANG NASIONAL RAT KOPINDO XXVIII
belajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh Arif Saifudin Yudistira*)
Setelah RAT ke XXVIII pada tanggal 28-30 juni 2009 yang baru berakhir di Lampung. Akhirnya KOPINDO{Koperasi Pemuda Indonesia} mengambil langkah baru dan haluan baru untuk arah koperasi ke depan dan masa depan koperasi indonesia.
Para anggota bersemangat untuk menyepakati pemberhentian pengurus pada periode 2008-2011 yang dinilai anggota memihak pada kepentingan politik sehingga dinilai merugikan dan membawa keburukan pada KOPINDO begitulah kesimpulan sementara yang diambil anggota dari seluruh perwakilan se-indonesia.
Ada semacam kejenuhan anggota yang sampai saat ini belum merasakan perubahan di tubuh KOPINDO dan dirasakan belum ada sebuah pengaruh akan adanya KOPINDO ini. Anggota memandang bahwasannya KOPINDO saat ini belum bisa memberikan kontribusi yang nyata bagi anggota.
Misi pencerdasan dan pendidikan kepada anggota juga dinilai bagian dari evaluasi yang dianggap menjadi penyebab kurang berartinya KOPINDO dimata anggotanya. Respon dan kritisisme para anggota kita hargai bersama sebagai suatu upaya pengembangan insan koperasi indonesia.
Akan tetapi nuansa politis lagi-lagi mewarnai adanya RAT KOPINDO ke XXVIII ini. Susah kita menggunakan nurani sepertinya dalam forum RAT kali ini. Munkinkah ada perubahan dalam KOPINDO kali ini. Itu pertanyaan mendasar yang perlu kita pertanyakan untuk kemajuan KOPINDO.
Ada beberapa pertanyaan yang kemudian bisa kita ajukan untuk membantu menjawab pertanyaan bisakah pemimpin baru membawa harapan baru bagi koperasi tumpuan pemuda ini.
Pertama, bagaimana kemudian komitmen nahkoda baru kita?. Kedua, Bagaimana kemudian sinergi yang belum terbangun antara pengurus dengan anggota bisa lebih baik?. Terakhir kedewasaan anggota dan kita semua.
Mari kita analisa, pertama komitmen nahkoda kita yang baru. Jelas seperti yang dikatakan dalam penyampaian visi-misi bahwa Muhammad Mujayin berjanji bahwa KOPINDO akan lebih konsen pada kesejahteraan dan pendidikan anggota bukan pada kepentingan politik, sehingga komitmen ini perlu kita kawal dan awasi bersama.
Kedua, Sinergi antara pengurus dan anggota. Masalah yang dipandang krusial dan perlu diobati adalah satu ini. Belum ada sinergisitas antara anggota dan pengurus dalam tubuh KOPINDO sehingga yang kemudian merasa memiliki hanya pengurus dan pengawas, anggota hanya dipandang sebagai penyetor simpanan saja, begitulah kiranya analisa selama ini yang ada pada tubuh KOPINDO. Ini perlu dibenahi kalau KOPINDO mau maju dan lebih baik.
Terakhir, kedewasaan anggota dan kita semua. Pelajaran kasus NH dan AS cukup menjadi pelajaran bahwa Kopindo perlu konsentrasi pada tubuhnya sendiri. Akan tetapi sikap pendewasaan kita dalam mengambil keputusan dan penyikapan ini perlu kita lakukan. Bagaimana kemudian anggota kedepan perlu hati-hati dan mengawal setiap permasalahan yang ada di KOPINDO serta tidak terburu-buru menilai adanya pengambilan keputusan dalam kebijakan yang menyangkut KOPINDO.
Di sisi lain, pengurus hendaknya juga perlu komunikasi intensif dengan anggota sehingga apa yang diambil pengurus adalah yang terbaik dari representasi anggota sehingga pengurusan tahun ini lebih kuat karena dukungan anggota dan tidak ada lagi nuansa politis yang kemudian pro terhadap kepentingan sesaat.Semoga harapan ini benar-benar terwujud dalam kepengurusan tahun depan atas dukungan dan kerjasama kita semua.
Penulis adalah PRESIDIUM SIDANG NASIONAL RAT KOPINDO XXVIII
belajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda