Kawah Institute Indonesia

Pusat Studi dan Pembelajaran Generasi revolusioner

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Solo, Central Java, Indonesia

Kawah Institute adalah Lembaga independen yang senantiasa berusaha untuk bersama-sama menjadikan tempat ini sebagai pusat studi dan pembelajaran generasi revolusioner,bertujuan agar senantiasa terjadi perubahan secara radikal, sistematis, serta terencana {Revolusi}

Rabu, Maret 11, 2009

"BAji**An AgAmA"

“ Baji**gan Agama”

by Arif Saifudin Yudistira*

Sudah cukup lama insan Indonesia dikatakan sebagai orang yang taat beragama atau bangsa yang religius. Namun, pada kenyataannya dalam taraf aplikasi, masih banyak saja kejahatan, dan problema-problema yang timbul atas legitimasi agama.

Agama pada dasarnya merupakan aturan-auturan yang mengatur umatnya untuk menjalani kehidupan sesuai titahnya sebagai manusia. Hakikatnya agama akan membawa keselamatan bagi pemeluknya.

Pertanyaannya sekarang apakah Agama masih menjadi sandaran untuk keselamatan, kebahagiaan, dijaman yang serba susah dan penuh tantangan ini?. Jawabannya tentu ya, karena agama saat ini yang muncul tidak hanya agama samawi (Islam,Kristen,Yahudi) tapi juga agama yang menjadi spirit manusia modern saat ini.

Kita bisa melihat adanya hedonisme, konsumeristik, liberalisme,kapitalisme,dan lain-lain. Hal itulah yang sekarang menjadi agama baru bagi manusia modern. Justru saat ini, agama yang sebenranya mereka yakini dijadikan legitimasi bagi agama baru mereka.

Satu contoh yang baru-baru ini kita dengar. Kok bisa seorang petinggi negara meminta kepada MUI untuk membuat fatwa bahwa golput itu haram. Padahal sudah jelas, memilih adalah hak, bukan kewajiban. Jadi, golput tidak bisa disamakan dengan daging babi. Sepertinya manusia sekarang sudah bisa menjadi Tuhan(Erich From). Mengingat yang bisa memutuskan haram-halal adalah Tuhan tentunya.

Begitu takutnya pemerintah saat ini menghadapi mosi tidak percaya dari rakyat. Mengingat rakyat sekarang sudah makin dewasa dan tidak bisa dibohongi lagi. Dunia politik kita terlalu mahal dan penuh dengan manipulasi. Kebosanan itulah yang jadi jawaban masyarakat atas keadaan seperti ini.

Agama saat ini di Indonesia Cuma dijadikan legalitas saja. Undang-Undang Pornografi yang sudah disahkan, belum begitu signifikan bagi perubahan akhlaq orang- orang beragama. Masih banyaknya kasus-kasus asusila, dan lain-lain juga disebabkan oleh tidak adanya pembangunan moral bagi masyarakat indonesia.

Lihat saja tayangan di TV kita, masih banyak juga tayangan berbau pornografi yang masih saja ditayangkan. Padahal efek media inilah yang begitu besar mempengaruhi psikologis orang yang melihat, bahkan bisa sampai ke perilaku kesehariannya.

Peran lembaga sensor film saat ini masih dipertanyakan. Karena masih saja menayangkan film yang ternyata memberi sumbangsih bagi rusaknya generasi muda. Tidak hanya itu, tayangan mana yang saat ini bisa memberikan pendidikan bagi anak-anak kita dan pemuda kita?. Hampir tidak ada yang memberikan pendidikan bagi generasi muda dan anak-anak kita. Yang ada justru yang mengarah pada hancurnya moralitas bangsa kita.

Peran agama saat ini pun hampir tidak ada ketika terbitnya undang-undang yang merampok kekayaan kita. Belum ada satu lembaga agama pun yang memberikan pernyataan bahwa UU Penanaman Modal adalah haram, UU BHP adalah haram, atau UU MINERBA adalah haram.

Begitupun ormas-ormas keagamaan, tidak jauh berbeda keaadannya. Mereka lebih suka mengurus masalah-masalah yang kurang esensial. Seperti membubarkan diskotik, mengurusi masalah aliran sesat dan lain-lain. Padahal, hal tersebut bergantung dari kesadaran bergama dari para pemeluknya.

Padahal ada yang lebih sesat lagi, yaitu menjual bangsanya sendiri dengan menerbitkan undang-undang yang menindas rakyat. Sudah waktunya para pemeluk agama sadar akan kondisi ini.

Agar bangsa ini bisa lekas sembuh dari sakit yang berkepanjangan ini.Ketika para pemeluk agama tetap seperti ini terus, maka tinggal menunggu kehancuran Indonesia. Sudah waktunya para ”Bajingan Agama” dimusnahkan dari bumi Indonesia. Agar cita-cita bangsa ini segera bisa terwujud.

Penulis adalah aktifis IMM kota Surakarta,Belajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Label:

1 Komentar:

Blogger Pak Faizal mengatakan...

saya tahu semangat anda sangat menggelora melihat dunia yang tidak semakin cerah ini. yang jadi persoalan bukan undang-undang atau syariat mana yang perlu dikaji tetapi perlu kita gugah nurani manusia indonesia agar mendengar teriakan hati kecilnya yang fitrahnya ingin kebaikan. menurut pendapat saya keadaan ini masih bisa diperbaiki. coba lihat pak anton mantan kapolda banjarmasin yang sekarang naik pangkat jadi kapolda jatim. beliau memberi contoh dan menggerakkan anakbuahnya untuk sholat jamaah di masjid. masyaAllah .luar biasa hebatnya...btw, istilah baji**an ganti aja jadi baji*an biar ga kelihatan sarkastis dan rusuh.

29 Maret 2009 pukul 23.00  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda