Kawah Institute Indonesia

Pusat Studi dan Pembelajaran Generasi revolusioner

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Solo, Central Java, Indonesia

Kawah Institute adalah Lembaga independen yang senantiasa berusaha untuk bersama-sama menjadikan tempat ini sebagai pusat studi dan pembelajaran generasi revolusioner,bertujuan agar senantiasa terjadi perubahan secara radikal, sistematis, serta terencana {Revolusi}

Rabu, Juli 29, 2009

SOLO POS 2009 rubrik bahsa kita

Edisi : Kamis, 30 Juli 2009 , Hal.XII

Otoritas makna kata dalam bahasa Indonesia
Oleh Arif Saifudin Yudistira


.   Bahasa sebagai struktur dan sistem begitulah kata seorang ahli linguistik Ferdinand de Saussure. Bahasa sebagai sistem dimaknai sebagai struktur karena ia berada pada lingkup kajian yang tidak terlepas dengan sistem dan struktur di sekitarnya.


Bisa kita lihat pengaruh sosiologis, antropologis, maupun historisitas yang kemudian mempengaruhi otoritas makna dalam bahasa itu sendiri. Bahasa merupakan bagian dari wacana yang begitu kompleks.
Otoritas makna dalam bahasa yang saya maksud khusus membincangkan pada bagaimana makna itu memiliki otoritas dalam lingkup bahasa. Banyak kita temui contoh yang ada di sekitar kita. Misal kata ”kepala”. Kata kepala memiliki otoritas makna sesuai dengan pemakaiannya.

Kata kepala bisa dimaknai sebagai ketua atau pimpinan, pada satu sisi, akan tetapi juga bisa dimaknai sebagai ”bagian anggota tubuh” jika ditempatkan pada konteks yang lain. Juga sama dengan kata ”bisa”. Kata ”bisa” dapat dimaknai sebagai ”dapat melakukan sesuatu” akan tetapi juga bisa dimaknai sebagai ”racun” ular.

Dialek
Otoritas seperti ini tidak terlepas dari teori Roman Jacobson yang membagi unsur bahasa menjadi pembicara, pendengar, dan pesan, ada juga kode, kontak, dan konteks. Lebih lanjut Paul Richoer juga mengatakan; ”bahasa memiliki referensi hanya bila ia digunakan”.

Oleh karena itu, setiap kata memiliki otoritas makna tergantung dalam posisi mana dia ditempatkan. Inilah yang kemudian menyebabkan bahasa menjadi berkembang sesuai dengan tempat, atau faktor lain.
Misalnya sama-sama merupakan satu jenis bahasa Jawa, dialek dan makna katanya pun sering kali kita menemukan perbedaan di sana. Dengan demikian, setiap kata, akan memiliki otoritas makna dalam posisi di mana ia ditempatkan. Demikian. - Oleh : .Arif Saifudin Yudistira

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda