Kawah Institute Indonesia

Pusat Studi dan Pembelajaran Generasi revolusioner

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Solo, Central Java, Indonesia

Kawah Institute adalah Lembaga independen yang senantiasa berusaha untuk bersama-sama menjadikan tempat ini sebagai pusat studi dan pembelajaran generasi revolusioner,bertujuan agar senantiasa terjadi perubahan secara radikal, sistematis, serta terencana {Revolusi}

Minggu, Februari 19, 2012

Dari Pesan Singkat(SMS)Hingga Kebijakan Kenegaraan




Oleh AS yudistira*)

Mencermati, dan mengilhami buku Sahabat,Salam Indonesia Bunga rapai sms Dr.Darwin Zahedy Saleh(2008-2011)ibarat membaca biografi tokoh sekaligus menteri ESDM ini. Kita seperti diajak untuk menelisik, menelusuri, dan juga membaca kembali fenomena-fenomena selama selama tiga tahun yang lalu hingga saat ini. Mengapa Dr.darwin Zahedy Saleh mengirim sms?. Ini bisa ditelusuri dari jawaban ia sendiri dalam bukunya. Sebagaimana pengakuan Dr.Darwin Zahedy Saleh, ia mengatakan : “SMS yang saya buat terinspirasi dari Socrates…sekadar terfikir…mudah-mudahan sms ini akan memancing kebaikan yang lain”.
Siapa sangka bermula dari pesan singkat menjadi inspirasi membangun kebijakan, membaca fenomena kebangsaan menghasilkan bunga rampai dan percikan pemikiran. Penulis Munawar Fuad Noeh menyadari, bunga rampai percikan pemikiran ini akan sia-sia dan terbengkalai begitu saja ketika sms atau pesan singkat itu hilang begitu saja. Maka ketekunan munawar fuad noeh berhasil mengabadikan dalam buku ini. Lalu masih adakah orang yang meremehkan pesan singkat?.Kita terlalu menganggap remeh kebudayaan kita yang “mau tidak mau” harus hidup pada jaman teknologi informasi yang menuntut arus informasi berjalan demikian hebatnya. Pesan singkat atau sms adalah hal yang sering kita abaikan dalam keseharian kita, apalagi pada pesan singkat yang terdapat pada hape yang mempunyai keterbatasan menyimpan pesan.
Beruntung Munawar fuad noeh tak hanya tekun dalam menyimpan dan mendokumentasikan pesan singkat dari Dr. Darwin Zahedy Saleh, tapi juga memberi ulasan dan gambaran mengenai konteks dan relevansi pesan terhadap kebijakan pak menteri yang dipikirkan dengan pertimbangan yang masak dan serius. Buku ini dibagi dalam lima pokok pemikiran, yang diambil dari tema umum sms Dr. Darwin Zahedy Saleh. Selaku menteri ESDM, DZS mempedulikan spirit membangun energy, keadilan ekonomi, spirit demokrasi bermartabat, pendidikan berbudaya, serta kepemimpinan adiluhung. Kelima spirit ini diuraikan dalam peristiwa yang berbarengan dengan sms tersebut dihadirkan dan juga berimplikasi terhadap kebijakan pak menteri yang akan diambil.
Perhatian dan sikap Darwin Zahedy Saleh dalam menanggapi fenomena CSR terlihat dalam sms pada 10/5/2011. Ia menunjukkan sikap bangga dan mengajak kita semua untuk belajar dari Caltex dan Newmont. Ia memandang moderat dalam menyikapi CSR dan perusahaan asing. Sikap moderat itu seperti menunjukkan bagaimana kepemimpinan DZS tidak lain dan tidak bukan adalah mengambil jalan aman atau cari aman. Dibandingkan dengan sms di bulan sebelumnya yang prihatin dan merasa miris dengan kekayaan alam Indonesia yang belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Sebagaimana dalam subject sms “ekspedisi kekayaan energy” ia menuliskan : “kita ingin energy dan kekayaan mineral negeri ini menjadi sumber daya dan memberdayakan”.Lebih kontras lagi dengan pernyataan pak menteri ESDM dalam pesannya lebih lanjut dengan subject “membangun kemandirian”. Ia menunjukkan dan ingin mengatakan bahwa utang Rp.1700 trilliun disebabkan karena banyaknya surat utang dalam negeri, dan bangsa ini punya cara sendiri untuk menyelesaikannya. Ini bertentangan dengan konsepsi pak menteri sendiri yang menginginkan sumber daya energy kita menjadi sumber daya dan memberdayakan jika dilihat konteks Freeport sekarang yang memiliki penghasilan 800 trilliun, sedangkan APBN kita tidak sampai dengan capaian Freeport tersebut.
Meskipun buku ini memiliki kekurangan, yakni ditulis oleh asisten menteri ESDM yang kurang lebih memiliki pandangan subjektif. Selain itu, DZS adalah menteri ESDM yang mau tidak mau menampik dan berfihak pada opini pemerintah, meskipun ada beberapa opini masyarakat atau publik yang perlu di klarifikasi. Buku ini seperti menghasilkan sebuah percakapan antara tidak hanya staff, tapi keinginan seorang menteri untuk sekadar berbagi dan juga memerlukan permenungan, kritik, dan saran yang memungkinkan seorang menteri mengambil kebijakan tertentu. Sikap seperti itu perlu dihargai, akan tetapi mau tidak mau kepemimpinan memegang peranan penting dalam elemen kebangsaan kita. Yakni kepemimpinan SBY. Yang secara factual, kali ini SBY tak lain sebagaimana yang ditulis radar panca dahana sebagai “pemimpin minim ambisi”(kompas,27/11/2011)..
Selain itu,sebagai sosok manusiawi, Dr. Darwin Zahedy saleh memberikan permenungan kepada kita tentang kondisi bangsa ini dalam pesan : “Membangun bangsa tidak sama dengan membangun rumah di lahan yang kosong dimana kita harus menggali tanah untuk membuat fondasinya. Rumah kebangsaan kita sudah terbentuk di atas fondasi yang sangat kokoh. Namun kita perlu terus-menerus merawat dan menyesuaikan kondisi bangunannya dengan keadaan yang dinamis, bukan membongkar dan mengganti fondasinya,ini adalah tugas kebudayaan. Karena itu pembangunan bangsa ke depannya sebenarnya lebih merupakan soal bagaiamana merancang strategi kebudayaan”. Ia merasai tradisi demokrasi kita semakin tak beradab, tapi juga para politikus kita lebih condong ke pada sosok politikus saja dan bukan seorang negarawan.
Bagaimanapun juga buku Sahabat, Salam Indonesia tetap merupakan buku penting bagi kita untuk mengingatkan kembali arti kepemimpinan dan peran kepemimpinan yang tetap akan membutuhkan kritik dan saran serta hubungan yang tak terlepas dalam masyarakat yang dipimpinnya, apalagi dalam konteks kenegaraan. Pemimpin dituntut untuk bisa bertindak bijak dan tegas serta tepat dalam pilihan kebijakannya, sebab implikasinya akan berimbas pada rakyat serta dirinya juga. Buku ini memberi jawaban panjang lebar soal dan bagaimana bersikap dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara meskipun lewat sms yang dipandang oleh banyak orang sebagai hal yang tidak biasa dilakukan oleh pejabat ataupun pemimpin kita.
Melalui pesan singkat itulah, tanpa sadar, muncul kebijakan- kebijakan yang controversial,berdamai dengan publik, atau bahkan mendapatkan protes dari publik, Tapi paling tidak, pesan yang didengungkan oleh DZS mempunyai satu titik persamaan dengan kita, yakni kejujuran, keterbukaan dan sama-sama menginginkan bangsa kita menjadi bangsa yang lebih baik.

*) Penulis adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, Presidium kawah Institite Indonesia

*)Tulisan dimuat di koran opini 18 februari 2012

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda