Kawah Institute Indonesia

Pusat Studi dan Pembelajaran Generasi revolusioner

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Solo, Central Java, Indonesia

Kawah Institute adalah Lembaga independen yang senantiasa berusaha untuk bersama-sama menjadikan tempat ini sebagai pusat studi dan pembelajaran generasi revolusioner,bertujuan agar senantiasa terjadi perubahan secara radikal, sistematis, serta terencana {Revolusi}

Senin, April 09, 2012

Kosmologi Cinta

Oleh arif saifudin yudistira*)


Nilai cinta sejati itu adalah kalau cinta itu bisa menerima yang tidak berharga. Bagi yang berharga, Tuhan memberi banyak imbalan dibumi, tetapi Tuhan menyediakan cinta bagi yang tak berharga(Tagore dalam Bimala)

Begitulah penilaian cinta, cinta tak hayal selalu jadi menarik dalam dunia manusia. Karena cinta barangkali tak dikenal dalam dunia binatang. Mencintai dan dicintai itulah fitrah manusia. Manusia dilahirkan sejak pertama memerlukan kasih sayang, memerlukan cinta, itulah sebab manusia pertama adam tak betah meski disurga tanpa ditemani cintanya yakni hawa.Uraian tagore dalam bimala sepertinya tak seperti dunia kita saat ini. Nilai cinta sejati seringkali diukur hanya dari persoalan harta, tahta, hingga keturunan. Tak hanya itu, sinetron-sinetron kita begitu fasih menggambarkan kata “cinta” lekat dengan dunia yang mewah, dan berstrata. Cinta itu berkelas, yang tak mampu memenuhi itu ia akan kalah dalam hidupnya. Cinta itulah yang direduksi hingga saat ini.Cinta itu sebatas tubuh semata. Hegel pun pernah mengatakan “tak ada cinta, yang ada hanya cinta kelamin”. Ungkapan hegel relevan dengan cinta yang ada di dunia modern kita., Cinta direduksi dan dieliminir dengan persoalan seksualitas semata.

Nafas cinta

Dunia kita meramaikan cinta dengan segi-segi bersifat material seperti dengan cara kita berkencan, cara kita merayakan hal-hal special. Acara tahun baru, surprise di kala ulang tahun, hingga perayaan hari kasih sayang. Alangkah picisannya cinta yang demikian, cinta demikian jadi bernafas sejengkal dan tak lama. Betapa cinta bukan persoalan itu, tapi ada yang lebih berharga dan bermakna dari cinta selain itu. Cinta yang kekal dan tak terhargakan di mata sebagian besar orang, itulah yang sering diremehkan, tapi disitulah letak cinta sesungguhnya. Lihatlah betapa ival alminsky atau nama lain dari alimin yang begitu besar mengungkapkan cintanya pada negerinya :Kekasihku, cintaku padamu bukan main besarnya, akan tetapi cintaku pada tanah airku lebih besar lagi….lebih mempengaruhi diriku. Janganlah bujuk dan rayu aku supaya mengabaikan kewajibanku terhadap tanah airku…..karena dengan berbuat demikian sia-sialah kelak hidupku diatas dunia ini tidak hanya oleh kawan ataupun lawan”(patjar merah Indonesia).
Cinta itu untuk negeri, dan tak bisa cinta dibatasi hanya sekadar materialistic. Alimin menolak itu, ia memilih cinta yang lebih besar, bukan persoalan untuk dikenang, tapi cinta itulah yang kelak akan menuntunnya pada jalan kemuliaan. Para politisi, para pejabat, hingga para artis yang kerap dilanda gossip miring karena persoalan seksualitas menunjukkan mereka mencintai yang sejengkal, yang pendek, dan nista. Cinta tak semestinya demikian, cinta itu indah, dan cinta itu sebagaimana pramudya pernah berujar ia adalah anak kebudayaan, bukan batu yang turun dari langit.

Rayuan

Cinta adalah tantangan dan hadiah : Sebuah tantangan bagi orang lain untuk mengembalikan cinta itu. Dan agar dirayu,seseorang harus menantang yang lain untuk dirayu[taka da argumen yang lebih baik ketimbang mencurigai wanita yang tdk mampu di goda](Jean paul badrillard). Kata cinta memang lekat dengan kata rayuan, barang siapa pandai merayu, maka cinta dalam genggamannya. Rayuan adalah senjata ketika manusia bercinta, disitulah rayuan adalah hal yang mistis, tapi mematikan. Siapapun laki-laki maupun perempuan ketika tak kuat dengan rayuan, maka ia bisa hanyut dalam nista. Kisah nabi yusuf adalah pelajaran berharga bahwasannya laki-laki begitupun kuatnya, ia akan luluh terhadap rayuan wanita tanpa perlindungan dari Tuhan. Memang tipis perbedaan antara cinta sejati dengan cinta picisan, disaat manusia lengah dan tak kuat menahan nafsunya, disitulah ia akan menemui dirinya jatuh dalam kenistaan. Sebagaimana gambaran yang dilukiskan oleh YB mangunwijaya dalam burung-burung manyar : ”Mengapa selalu segala hal yang indah berdampingan dengan yang kotor dan berbau?.Jika benar cinta dan kemesraan pria wanita itu mulia dan sumber kebahagiaan,mengapa Tuhan menciptakan tubuh kita sedemikian, sehingga organ cinta sangat didekatkan berdampingan bahkan bersatu dengan lubang pembuangan kotoran?. Maka dari situlah, manusia seringkali terjerumus pada persoalan nafsu, bukan cinta. Sehingga hal-hal yang dilarang Tuhan dilanggar dengan meletakkan organ-organ cinta tak pada tempatnya.

Takdir cinta

Tak ada keseimbangan ketika tak ada cinta. Begitulah kehidupan ini, ketika cinta tak ada yang muncul adalah antologi kekerasan. Sebagaimana yang terjadi di negeri ini akhir-akhir ini, konflik pembakaran pesantren, penembakan warga di sape, bima, Mesuji dan lain sebagainya. Belum lagi kasus-kasus lain, seolah menunjukkan cinta manusia di negeri ini kian tergerus dan kian tak ada. Hal ini muncul karena negeri kita saat ini sedang sakit, cinta sesama manusia sudah makin terkikis di negeri ini. Dom helder camara menyarankan : “Apapun agamamu,cobalah berusaha agar agama membantu menyatukan umat manusia, bukan untuk memecah belah”. Konflik yang ada dengan motif sara, sering terjadi di negeri ini karena cinta sudah tak lagi ada di manusia-manusia kita.Begitulah takdir cinta, ketika cinta jadi spirit dalam hidup manusia, untuk mencintai dan menyayangi, maka keindahan dan kedamaian yang ada. Begitupun sebaliknya, ketika cinta sudah tak ada lagi, maka kekerasan, penindasan, dan kerusakan yang terjadi. Itu pun berlaku ketika kita tak mencintai lingkungan kita, tak mencintai sesama kita. Bukankah kita percaya, peradaban yang agung tak mungkin bisa diwujudkan tanpa rasa cinta?. Lalu dimanakah cinta kita?.



*) Penulis adalah mahasiswa Univeristas Muhammadiyah Surakarta, bergiat di bilik literasi solo

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda