Kawah Institute Indonesia

Pusat Studi dan Pembelajaran Generasi revolusioner

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Solo, Central Java, Indonesia

Kawah Institute adalah Lembaga independen yang senantiasa berusaha untuk bersama-sama menjadikan tempat ini sebagai pusat studi dan pembelajaran generasi revolusioner,bertujuan agar senantiasa terjadi perubahan secara radikal, sistematis, serta terencana {Revolusi}

Minggu, Oktober 18, 2009

CerpeNku Lagi.....


Nasib……Nasib………………
by Arif saifudin yudistira*)

ndrrrrrrrrr……..nder…………ndrrrrr…Begitulah bunyi mesin laundry yang berhari-hari menemani putri setiap harinya]. Sudah dua tahun ini putri bekerja di jasa pencucian dekat kampus di Solo. Berhari-hari ia kerja hampir tiada henti.
Meski buka mulai jam 08.00 pagi sampai jam 21.00 malam,akan tetapi badannya seperti tak pernah berhenti dari gerak. LElah, cuapek,,,,bahkan sampai terlelap ketiduran ia alami sudah berkali-kali.
Pekerjaan laundry memang tak begitu sulit dibayangkan, akan tetapi begitu berat dirasa oleh Putri. Ia memang cukup pandai melayani pelanggan. Senyum manisnya,,,,,tutur katanya yang sopan,,,,,,,serta penampilannya yang cukup enak dipandang membuat pelanggan makin betah menitipkan baju-baju kotornya ke laundryan itu.
“Bruk……”[begitulah bunyi pelanggan yang menaruhkan pakaiannya di timbangan]
5 kilo mas bayu……diambil 2 hari setelah ini yah mas…..pewanginya apa mas???[tanya putri sambil melempar senyum manisnya].
Hijau mbak…..sama kayak baju mbak……[jawab bayu]
Ah…..mas bayu ini bisa ajah…..makasih mas……
Yah…..sama-sama ….[sahut bayu]
Pagi-pagi Putri harus sudah memulai pekerjaannya. Mula-mula ia pisahkan jenis pakaian dari bayu tadi. Bayu adalah pelanggan yang sudah betah 2 tahun menitipkan bajunya di laundryan putri. Sampai terkadang Putri hafal baju dan pakaiannya itu. Putri harus mencatat semua pakaiannya dan membuka satu persatu isi plastic yang ditimbang yang isinya tidak lain baju dan semua pakaian bayu.
ihhh….bau banget sih…..gila,,,,,pa ni orang sudah nikah yah??tanya putrid dalam hati.…..Masak celana dalam penuh dengan pulau Sumatra begini….[Putri menggerutu sambil memberi tanda nama pada celana dalam bayu yang penuh dengan sperma, Putri begitu hafal, maklum satu tahun sudah beralalu bayu jadi langganan putri]. [Kemudian Dibukanya isi kantong plastic itu lagi].
ihhhh………..apalagi nih………masak ada celana dalam cewek……penuh darah lagi…….[Putri tambah penasaran lagi…..jangan-jangan…..?????jangan-jangan……]
Sudahlah……urusan dia…..kalau gak bersih biar aku ladeni protesnya dia,,,,,lagi pula selama ini dia jarang protes….dan hampir tidak pernah protes…..tapi bosan juga kalau terus-terusan begini…….[gumam Putri dalam hatinya].
Setalah menandai semua pakaian bayu, ia mulai menghidupkan mesin laundrynya dan memasukkan pakaian itu. Bagi Putri menghadapi orang seperti bayu sudah biasa. tapi kadang dia merasa jijik. Akan tetapi meski jijik, ia harus melakukan itu dengan senang hati dan rasa senyum.
Maklum,,,,gajinya 250 ribu per bulan dinilainya tak sebanding dengan beratnya pekerjaan dia. Belum lagi kalau dia kena marah dari salah satu pelanggan yang komplain tentang pelayanannya.
“ Mbak Putri ini gimana?jelas-jelas jaket ini bukan milik saya kok ditaruh sama pakaian saya……jaket saya mana????Awas….kalau hilang!!!!mbak Putri yang aku tuntut pertama kali!!!......[kata pak karjo yang juga langganannya].
Sabar pak…..Sabar…….paling tertukar......ntar saya cari dulu yah jaket bapak……apa ada merknya pak????[Tanya Putri dengan sabar,,,,dan tidak lupa melemparkan senyumnya walau berat].
Jaket Suzuki……..jawab pak Karjo.
yadah kalau begitu cari dulu……saya tunggu 2 hari setelah hari ini,,,,,,awas kalau tidak ketemu…….[sahut pak karjo lagi].
iyah….iyah…..maaf yah pak,,,,,,,pangapunten…….[Masih sabar menghadapi pak karjo]. Belum beranjak jauh dari tempat laundryan itu……mulailah bu Prety pemilik laundry itu marah-marah mendengar kejadian itu.
“Kamu ini kerja gimana toh”, Put???.
Bisa kerja ndak kamu…..kayak kamu gak tahu pak karjo saja…..
Dia itu pemilik Solo Grand Mall……awas kalau tidak ketemu…….bisa turun citra laundry kita dan kamu kupecat……..[bentak dan marah bu Pretty pada Putri]
Ampun Bu......[sambil bersujud di kaki Bu Pretty]ampun bu.......ampun Bu.....jangan dipecat saya,,,,,,saya mau kerja dimana????[sambil menyeret dan memohon ampunan Bu Pretty]
Tidak.....pokoknya kamu harus ketemu........[jwab Bu Pretty]
***
Dua hari kemudian Pak karjo kembali ke laundryan itu. Dengan muka muram dan kumis yang membuat semua agak merinding. Pak karjo selain orangnya keras dan kaku juga terlihat ”sangar”. Dengan jalan metenteng datanglah ia menghampiri Putri.
Setelah dicari-cari tidak ketemu......Putri seperti agak ketakutan kali ini. Tidak seperti biasanya, ia agak ketakutan dan wajahnya kelihatan sayu dan pucat.....serta bibirnya seketika itu pula menjadi merah delima,,,,,,keringat dingin pun tak disadari bercucuran ke muka dan air mata tak tahan keluar dari pipinya.....
emmm......mmmm......Ma.....ma......Maaf pak..Maaf. pak.......[begitulah Putri berucap sebelum ditanya].
Maaf.....kamu bilang maaf!!!......jadi.....belum ketemu???[ bentak dan tanya pak karjo]. Iy......iyah....pak......[dengan nafas tersedu Putri menangis dan menjawab pertanyaan Pak Karjo]
Ya sudah.......kamu harus ganti pakaian itu dengan kau kerja di tempatku.....[jawab Pak Karjo kali ini dengan nada agak menurun].
Apa,,,,,,apa pak......Kerja di tempat bapak????....Putri gak mau....pak.......[Putri menjawab agak kaget dan masih menangis].
Sudah......sudah.....kamu harus mau !!!.....Kamu sudah saya pecat mulai hari ini.....!!!
hah.......dipecat Bu.....ampun.....ampun Bu.....[sambil memohan dan bersujud di bawah kaki Bu Pretty].
Sudahlah......ayo.....kamu saya kasih kamu hidup yang lebih layak nanti......[Pak Karjo menyahut......sambil membuka mobilnya].
Benar.....pak......nggih pun Pak.......jawab Putri. [Meski dengan nada agak berat, lekas Putri membawa semua pakaian dan barang-barang miliknya ke mobil]. Berat pula dirasa oleh Putri karena akhirnya harus berhadapan tiap hari dengan celana kusut Pak karjo......Celana dalam yang baunya minta ampun milik pak karjo pula......Belum lagi anak-anaknya yang suka bermain di lumpur yang membuat noda membandel tiap hari[bayangkan.....tiap hari.......].
Semantara Pak Karjo dan anak-anaknya seringkali melempar pakaiannya seenaknya ke muka Putri.....akan tetapi Putri tetap sabar demi uang dan keluarganya yang hidup di desa. Nasib......nasib.......kalau bukan karena nasib......dan karena uang.......aku tak sudi mencuci celana dalam yang bau dan pakaian yang kotor-kotor dan kadang menjijikkan ini.........
Begitulah sepenggal kisah para pembantu jasa laundry.......yang kadang kita melupakannya. Dibalik baju kita yang harum dan bersih. Penampilan kita yang macho.............tersimpan pula keringat dan derita yang luar biasa yang terkadang dipendamnya......
Sekian.......

*) Mahasiswa bahasa Inggris UMS

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda