Puisi-Puisi Arif saifudin yudistira
Dinding
Mengeja, menarik kata
Dalam sejenak pandang…
Ku tatap bayang…
Aku bosan dengan dinding-dinding itu
Kuruntuhkan dengan segenap pesan
Kutemukan dikau di persimpangan
Puisi
Mengedipkan kata
Melempar makna
Mengangkat rahasia
Menyembunyikan rasa
Dan membuat keruwetan benang dalam kata
Puisi…
Satu kata beribu misteri
Merajut peristiwa dalam serangkai kata
Tinta
Kisah yang tak pernah mati
Dalam beribu kertas tertulis kisahnya
Sepatu pun tak ubahnya jadi dinding-dinding yang bersuara keras
Batu-batu hinggap di petilasan para kaum hartawan
Angin pun menempel dalam berbagai kisah yang tak diinginkan
Kini, ia merubah semua jadi nyata…
Bahkan nanti, ia merubah yang nyata jadi tiada ~
Percakapan 1
Malam ini aku mengajakmu membicarakan cinta
Barangkali ia adalah kata yang usang untuk dikata,
Aku belum pernah bertemu anak kecil membicarakan ini pada senyum-senyumnya yang melayang
Aku tak bertanya lagi,
Hanya menunjukkan betapa kita kembali dalam rangkaian peristiwa yang tak sadar telah kita lakukan
Dalam seutas daun kita pernah tuliskan kata
Yang orang menyebut itu “kata yang biasa”
Maret 2011
Percakapan 2
Siang itu langit riuh, tetapi alam lirih, kau bertatap dengan sejuta cermin yang tak pasti,
Kau melihat mataku meleleh…
Aku melihatmu menangis
Kita tak membicarakan sesuatu
Tapi rasa itu menyatu dalam sejenak tatap
…………..
Aku mencarimu…
Kau menyapa ; Aku adalah buku tulismu yang pernah kau coret-coret dan kuhiasi dengan warna hitam
Begitu kau menyentakku dengan sekilas kejutan~
*)Puisi dimuat di joglosemar 15-mei 2011
Mengeja, menarik kata
Dalam sejenak pandang…
Ku tatap bayang…
Aku bosan dengan dinding-dinding itu
Kuruntuhkan dengan segenap pesan
Kutemukan dikau di persimpangan
Puisi
Mengedipkan kata
Melempar makna
Mengangkat rahasia
Menyembunyikan rasa
Dan membuat keruwetan benang dalam kata
Puisi…
Satu kata beribu misteri
Merajut peristiwa dalam serangkai kata
Tinta
Kisah yang tak pernah mati
Dalam beribu kertas tertulis kisahnya
Sepatu pun tak ubahnya jadi dinding-dinding yang bersuara keras
Batu-batu hinggap di petilasan para kaum hartawan
Angin pun menempel dalam berbagai kisah yang tak diinginkan
Kini, ia merubah semua jadi nyata…
Bahkan nanti, ia merubah yang nyata jadi tiada ~
Percakapan 1
Malam ini aku mengajakmu membicarakan cinta
Barangkali ia adalah kata yang usang untuk dikata,
Aku belum pernah bertemu anak kecil membicarakan ini pada senyum-senyumnya yang melayang
Aku tak bertanya lagi,
Hanya menunjukkan betapa kita kembali dalam rangkaian peristiwa yang tak sadar telah kita lakukan
Dalam seutas daun kita pernah tuliskan kata
Yang orang menyebut itu “kata yang biasa”
Maret 2011
Percakapan 2
Siang itu langit riuh, tetapi alam lirih, kau bertatap dengan sejuta cermin yang tak pasti,
Kau melihat mataku meleleh…
Aku melihatmu menangis
Kita tak membicarakan sesuatu
Tapi rasa itu menyatu dalam sejenak tatap
…………..
Aku mencarimu…
Kau menyapa ; Aku adalah buku tulismu yang pernah kau coret-coret dan kuhiasi dengan warna hitam
Begitu kau menyentakku dengan sekilas kejutan~
*)Puisi dimuat di joglosemar 15-mei 2011
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda