Video Mesum & Krisis Moralitas Negeri ini
Oleh Arif saifudin yudistira*)
Semenjak beredarnya video hot yang diduga mirip luna maya dan ariel, serta cut tari berbagai pemberitaan hampir setiap hari rutin menyoroti kasus ini. Mulai dari media cetak hingga elektronik pun seperti terfokus mengupas masalah ini. Munculnya video tersebut mengundang perhatian dari berbagai kalangan serta mengundang tanya public apakah negeri ini sudah mengalami krisis moral yang sangat akut?.
Benar tidaknya siapa pemeran video tersebut memang menjadi PR bagi aparat kepolisian dan pakar telekomunikasi untuk menyelidiki lebih jauh. Akan tetapi efek pemberitaan dan bagaimana kemudian reaksi masyarakat menjadi fenomena yang menarik yang bisa kita kaji.
Pasca pemberitaan video hot diatas, tiba tiba saja ada infeksi mendadak di berbagai sekolah-sekolah dan instansi kedinasan pun tak lepas dari infeksi mendadak yang dilakukan aparat kepolisian setempat. Ternyata, dari berbagai infeksi mendadak ditemukan pegawai negeri, bahkan guru, serta murid yang terbukti menyimpan video hot yang mirip luna maya dan video mesum lainnya. Kita memang tidak boleh terlalu cepat berkesimpulan tentang krisis moralitas di negeri ini. Akan tetapi ketika kita melihat realitanya, Indonesia memang pantas disebut negeri paling absurd dalam segi moralitasnya.
Beberapa minggu lalu salah satu stasiun televisi kita mengabarkan bahwa Indonesia menempati urutan teratas dalam pencari situs video mesum di dunia, Ini merupakan kabar yang menyedihkan dan generasi muda adalah paling banyak diantaranya.
Anak-Anak dan Media
Krisis moralitas di negeri ini dikhawatirkan merambah pada dunia anak-anak kita. Orang tua khawatir anak-anak sekarang menjadi korban dari kasus video mesum dan pemeberitaan media. Memang media berhak dalam pemberitaan tersebut, akan tetapi pemberitaan yang berlebihan dan terus menerus akan mengundang tanya dan rasa penasaran dari anak-anak kita mengingat perkembangan teknologi sudah sedemikian pesatnya.
Program kementrian komunikasi dan telekomunikasi untuk memberantas pornografi pun sepertinya kalah dengan asupan-asupan infotainment, sinetron, dan film-film di layar televisi kita. Erotisme dan kesan kedewasaan yang muncul di sinetron kita sepertinya lebih mudah di telan oleh anak-anak kita daripada pesan moralnya. Maklum, sinetron kita saat ini pun jarang yang menonjolkan nilai pesan moralnya daripada sekedar komersial dan hiburan semata.
Kemampuan teknologi dan media massa dan elektronik pun sepertinya ikut gencar dalam memberikan iklan film-film populer serta dunia hiburan pada remaja kita, sehingga di era modern ini, banyak anak-anak kita terlalu cepat dewasa melebihi usianya.
Media mempunyai peranan besar, karena efektif dan massif dan mudah diserap oleh anak-anak kita, terutama televisi, Larangan Komisi penyiaran Indonesia[KPI]sepertinya juga tak menyurutkan media untuk memberitakan kasus video mesum yang diduga mirip luna maya,ariel, dan cut tari. Gencarnya pemberitaan tersebut justru semakin membuat anak-anak penasaran untuk mencari, dan mempertanyakan akan berita tersebut. Ketika orang tua tidak bisa memberikan jawaban yang bijak dan memuaskan, anak cenderung mencari dan menemukan sendiri jawaban pertanyaan tersebut.
Hebohnya berita video mesum mirip luna maya dan ariel ini pun begitu massif di kalangan artis hingga para remaja di desa-desa. Bahkan baru-baru ini ditemukan pula para penyebar vcd mesum yang mirip luna maya, ariel, dan cut tari.
Negeri ini memang sudah mengalami krisis moralitas dari atas hingga bawah. Kita tentu tidak lupa dengan kasus video anggota DPR yang cukup heboh di tahun-tahun lalu, kini masyarakat kita pun rela menjadikan hal yang merusak moralitas negeri menjadi sesuatu bisnis yang menggiurkan.
Solusi
Dengan melihat berbagai krisis moralitas yang ada saat ini, sudah saatnya para agamawan, para guru-guru kita serta kita semua perlu berbenah diri agar generasi mendatang Indonesia tidak menjadi semakin rusak.. Ada beberapa solusi untuk menangani krisis moralitas negeri ini diantaranya ;Pertama, Sudah selayaknya pendidikan keluarga yang paling memungkinkan untuk mendidik anak-anak kita, agar tidak mengalami krisis moralitas yang dikhawatirkan kita semua. Kedua, sudah waktunya pendidikan seks diberikan oleh sekolah-sekolah di negeri ini. Agar kaca mata kita terhadap seks bisa diarahkan pada cara pandang yang benar dan wajar. Sebab gencarnya arus modernitas dan globalisasi perlu kita tangani efek negatifnya. Agar derasnya arus informasi dan globalisasi yang ada bisa kita filter dengan bijak, selain memperkuat pendidikan moralitas dan akhlak di lingkungan keluarga.
Ketiga, perlu keteladanan dari para public figure maupun pemimpin bangsa kita, sehingga anak-anak kita dan generasi kita tidak kehilangan tokoh panutan dan teladan bagi bangsa dan negeri ini. Sebab, krisis keteladanan ini bisa kita lihat dari idola anak-anak kita yang cenderung mengidolakan artis-artis tanpa memandang secara holistic artis tersebut.
Terakhir, fenomena beredarnya video mesum ini hendaknya dijadikan pelajaran bagi kita semua dan disikapi dengan bijaksana. Selain itu, menjadi tangung jawab kita semua, agar pendidikan moralitas itu penting dan perlu diajarkan di sekolah kita masing-masing, sebab derasnya arus informasi dan kecanggihan teknologi tidak seharusnya disalahkan sepenuhnya. Melainkan sikap kita yang bijaksana untuk menyikapi kecanggihan tehnologi agar tidak meringkus dan memperdaya kita. Demikian.
PEnulis adalah Presidum Kawah Institute Indonesia, belajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Semenjak beredarnya video hot yang diduga mirip luna maya dan ariel, serta cut tari berbagai pemberitaan hampir setiap hari rutin menyoroti kasus ini. Mulai dari media cetak hingga elektronik pun seperti terfokus mengupas masalah ini. Munculnya video tersebut mengundang perhatian dari berbagai kalangan serta mengundang tanya public apakah negeri ini sudah mengalami krisis moral yang sangat akut?.
Benar tidaknya siapa pemeran video tersebut memang menjadi PR bagi aparat kepolisian dan pakar telekomunikasi untuk menyelidiki lebih jauh. Akan tetapi efek pemberitaan dan bagaimana kemudian reaksi masyarakat menjadi fenomena yang menarik yang bisa kita kaji.
Pasca pemberitaan video hot diatas, tiba tiba saja ada infeksi mendadak di berbagai sekolah-sekolah dan instansi kedinasan pun tak lepas dari infeksi mendadak yang dilakukan aparat kepolisian setempat. Ternyata, dari berbagai infeksi mendadak ditemukan pegawai negeri, bahkan guru, serta murid yang terbukti menyimpan video hot yang mirip luna maya dan video mesum lainnya. Kita memang tidak boleh terlalu cepat berkesimpulan tentang krisis moralitas di negeri ini. Akan tetapi ketika kita melihat realitanya, Indonesia memang pantas disebut negeri paling absurd dalam segi moralitasnya.
Beberapa minggu lalu salah satu stasiun televisi kita mengabarkan bahwa Indonesia menempati urutan teratas dalam pencari situs video mesum di dunia, Ini merupakan kabar yang menyedihkan dan generasi muda adalah paling banyak diantaranya.
Anak-Anak dan Media
Krisis moralitas di negeri ini dikhawatirkan merambah pada dunia anak-anak kita. Orang tua khawatir anak-anak sekarang menjadi korban dari kasus video mesum dan pemeberitaan media. Memang media berhak dalam pemberitaan tersebut, akan tetapi pemberitaan yang berlebihan dan terus menerus akan mengundang tanya dan rasa penasaran dari anak-anak kita mengingat perkembangan teknologi sudah sedemikian pesatnya.
Program kementrian komunikasi dan telekomunikasi untuk memberantas pornografi pun sepertinya kalah dengan asupan-asupan infotainment, sinetron, dan film-film di layar televisi kita. Erotisme dan kesan kedewasaan yang muncul di sinetron kita sepertinya lebih mudah di telan oleh anak-anak kita daripada pesan moralnya. Maklum, sinetron kita saat ini pun jarang yang menonjolkan nilai pesan moralnya daripada sekedar komersial dan hiburan semata.
Kemampuan teknologi dan media massa dan elektronik pun sepertinya ikut gencar dalam memberikan iklan film-film populer serta dunia hiburan pada remaja kita, sehingga di era modern ini, banyak anak-anak kita terlalu cepat dewasa melebihi usianya.
Media mempunyai peranan besar, karena efektif dan massif dan mudah diserap oleh anak-anak kita, terutama televisi, Larangan Komisi penyiaran Indonesia[KPI]sepertinya juga tak menyurutkan media untuk memberitakan kasus video mesum yang diduga mirip luna maya,ariel, dan cut tari. Gencarnya pemberitaan tersebut justru semakin membuat anak-anak penasaran untuk mencari, dan mempertanyakan akan berita tersebut. Ketika orang tua tidak bisa memberikan jawaban yang bijak dan memuaskan, anak cenderung mencari dan menemukan sendiri jawaban pertanyaan tersebut.
Hebohnya berita video mesum mirip luna maya dan ariel ini pun begitu massif di kalangan artis hingga para remaja di desa-desa. Bahkan baru-baru ini ditemukan pula para penyebar vcd mesum yang mirip luna maya, ariel, dan cut tari.
Negeri ini memang sudah mengalami krisis moralitas dari atas hingga bawah. Kita tentu tidak lupa dengan kasus video anggota DPR yang cukup heboh di tahun-tahun lalu, kini masyarakat kita pun rela menjadikan hal yang merusak moralitas negeri menjadi sesuatu bisnis yang menggiurkan.
Solusi
Dengan melihat berbagai krisis moralitas yang ada saat ini, sudah saatnya para agamawan, para guru-guru kita serta kita semua perlu berbenah diri agar generasi mendatang Indonesia tidak menjadi semakin rusak.. Ada beberapa solusi untuk menangani krisis moralitas negeri ini diantaranya ;Pertama, Sudah selayaknya pendidikan keluarga yang paling memungkinkan untuk mendidik anak-anak kita, agar tidak mengalami krisis moralitas yang dikhawatirkan kita semua. Kedua, sudah waktunya pendidikan seks diberikan oleh sekolah-sekolah di negeri ini. Agar kaca mata kita terhadap seks bisa diarahkan pada cara pandang yang benar dan wajar. Sebab gencarnya arus modernitas dan globalisasi perlu kita tangani efek negatifnya. Agar derasnya arus informasi dan globalisasi yang ada bisa kita filter dengan bijak, selain memperkuat pendidikan moralitas dan akhlak di lingkungan keluarga.
Ketiga, perlu keteladanan dari para public figure maupun pemimpin bangsa kita, sehingga anak-anak kita dan generasi kita tidak kehilangan tokoh panutan dan teladan bagi bangsa dan negeri ini. Sebab, krisis keteladanan ini bisa kita lihat dari idola anak-anak kita yang cenderung mengidolakan artis-artis tanpa memandang secara holistic artis tersebut.
Terakhir, fenomena beredarnya video mesum ini hendaknya dijadikan pelajaran bagi kita semua dan disikapi dengan bijaksana. Selain itu, menjadi tangung jawab kita semua, agar pendidikan moralitas itu penting dan perlu diajarkan di sekolah kita masing-masing, sebab derasnya arus informasi dan kecanggihan teknologi tidak seharusnya disalahkan sepenuhnya. Melainkan sikap kita yang bijaksana untuk menyikapi kecanggihan tehnologi agar tidak meringkus dan memperdaya kita. Demikian.
PEnulis adalah Presidum Kawah Institute Indonesia, belajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta