Kawah Institute Indonesia

Pusat Studi dan Pembelajaran Generasi revolusioner

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Solo, Central Java, Indonesia

Kawah Institute adalah Lembaga independen yang senantiasa berusaha untuk bersama-sama menjadikan tempat ini sebagai pusat studi dan pembelajaran generasi revolusioner,bertujuan agar senantiasa terjadi perubahan secara radikal, sistematis, serta terencana {Revolusi}

Senin, Oktober 26, 2009

Kabinet Indonesia Berjajar


Kabinet Indonesia Berjajar
Oleh Arif Saifudin yudistira*)

20 oktober 2009 resmi sudah SBY dan Budiono dilantik. Seperti tak mau dikatakan ingkar janji lagi, selang satu hari para menteri KIB II pun menyusul dilantik.
Selang beberapa hari, berbagai kritikan dan opini mengalir deras ke KIB II ini. Mulai dari sistem seleksi para menteri yang seperti audisi idol sampai dengan kasus beberapa menteri yang dipandang “bermasalah”.
Kita masih ingat tentunya kontroversi wakil presiden Budiono yang banyak dianggap oleh beberapa kalangan sebagai penganut “neoliberalisme” yang sulit diharapkan untuk mengentaskan rakyat miskin.
Kali ini tiba pula menteri-menteri di kabinet KIB II yang menuai kontroversi. Seperti berjajar satu persatu permasalahan dalam KIB II yang makin kentara dan makin terungkap.
Endang Rahayu Sedya ningsih selaku menteri kesehatan baru di KIB II yang dinilai sebagai menteri “titipan amerika”mulai ramai dibincangkan public. Selain pemunculannya yang tiba-tiba, ia juga pernah terlibat dalam kasus NAMRU yang sempat dimutasi oleh Siti fadilah supari pada masa sebelumnya.
Sebenarnya tidak hanya Endang yang patut kita curigai karena dinilai “titipan amerika”. Menteri Keuangan dan menteri perdagangan pun layak kita curigai sebagai menteri “pro asing”.
Sri mulyani misalnya selain dia lulusan amerika, dia juga memiliki kebijakan yang jelas-jelas meng-iyakan kebijakan pro pasar. Begitupun Marie Elka pangestu di sisi perdagangan yang memeperkuatnya dengan liberalisasi ekonomi
Sepertinya SBY dan budiono tak mau menaggapi permasalahan yang dinilainya tidak perlu ditanggapi. Jelas, pemerintahan SBY- Budiono memang menginginkan pemerintahan yang kuat dalam sektor ekonomi yang didukung pembantu-pembantunya yang handal. Handal jelas, dan tahan banting tentunya dengan kritikan dari berbagai penjuru.
Kabinet KIB II ini seperti benar-benar berjajar menyambut deretan permasalahan, baik pada kinerja yang akan diembannya, juga permasalahan kontroversi perihal personal menterinya.

Selain kontroversi Menteri kesehatan, menteri keuangan dan perdagangan, menyusul juga menteri KOMINFO kita. Tifatul sembiring, selain dinilai kurang bisa diharapkan karena bukan pada bidangnya, juga karena memang satuan yang mendukung komunikasi kita sudah dijual. Misal saja INDOSAT yang cukup besar dan mendukung sisi telekomunikasi.
Ditambah lagi, rencana SBY menaikkan gaji menteri-menterinya yang dilengkapi dengan fasilitas yang lebih mewah dari yang tahun lalu.
Rakyat tentu makin berat dan makin dibebani berbagai permasalahan. Karena selain ia harus menanggung derita ini semua, rakyat harus berfikir keras mengawal pemerintahan ini, karena tidak adanya oposisi.
Kecil harapan untuk menyandarkan semua ini pada DPR kita. Selain sebagian besar adalah mitra koalisi, mereka juga baru duduk di DPR ini. Jangan lupa banyak pula dari mereka yang artis yang sulit kita mempercayakan mereka, buktinya mereka belum merespon berbagai permasalahan yang lagi dibicarakan ini.

Permasalahan pengentasan kemiskinan pun sepertinya belum ada tawaran yang lebih substansial dari sisi kebijakan KIB II, karena bisa kita lihat akan sama dengan penyelesaiain kemiskinan pada KIB pertama. Hanya penyelesaian kemiskinan pada tahap yang tidak menyentuh saja seperti BLT, PNPM,dan lain-lain.
Kabinet Indonesia berjajar, mengantri mengeluarkan permasalahan satu-satu seperti dalam barisan, tentu bukan harapan kita semua. Semoga saja, para petinggi negara kita mendengar apa yang kita suarakan. Demikian.








Penulis adalah Presidium Kawah Institute Indonesia

Rabu, Oktober 21, 2009

Inikah Kita????

Arif saifudin yudistira*)
Dunia cyber sudah begitu melekat dan intim dalam kehidupan manusia modern. Kita pun sulit membedakan antara realita kita dengan dunia maya tersebut. Manusia modern begitu peka dengan perkembangan teknologi. Akan tetapi makin lama makin tidak peka pula manusia menanggapi realita di sekitarnya.
Kehadiran globalisasi dengan teknologi sebagai bagian yang tidak terlepas darinya, membuat manusia semakin menyukai candu teknologi yang melenakan dan merusak, bahkan terkadang mematikan.
Ambil contoh pada computer misalnya. Teknologi computer yang mulai hadir dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia begitu takut terlepas dari alat teknologi yang satu ini. Bayangkan pada satu kasus berikut ini,
seorang bapak yang marah sampai 3 hari lebih gara-gara computer miliknya buat mainan anaknya sehingga mengakibatkan arsip dan file-file kantornya hilang.
Ketergantungan pada dunia seperti ini sangat membahayakan pada masa depan manusia dalam membangun bingkai peradaban yang serba absurd ini. Ketegangan dan keintiman kita dengan teknologi harus mulai dikurangi dari sekarang. Aktifitas kita jadi seperti maya.
Seperti waktu kita menuliskan sesuatu dengan komputer, seakan-akan kita tidak menulis, akan tetapi kita memijit-mijit dan menekan keyboard saja.




Kita tidak menulis dalam arti yang nyata, akan tetapi dalam arti sepadan saja. Bisa kita lihat ketika tulisan yang kita simpan di computer tiba-tiba listrik mati seketika, ataupun fles disk kita hilang, atau pun virus dahsyat mengenai computer kita. Hilang sudah semua tulisan dan arsip kita.
Seringkali kita tidak sadar akan kejadian-kejadian yang sederhana ini, akan tetapi tiba-tiba kita menyadari betapa lemahnya dan tidak berdayanya kita tanpa teknologi yang sebenarnya kita ciptakan sendiri.
Afrizal malna dalam sebuah diskusi mengungkapkan : “bagaimana mungkin saat ini modernitas mengaburkan pandangan kita antara realitas dan kenyataan”. Begitupun yasraf amir piliang mengungkap ini dengan bukunya hiperrealitas.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan dunia kita ke depan yang semakin membingungkan ini?. Perlu kita konsisten dan tekun membaca fenomena ini, agar ke depan mestinya dunia cyber ini dalam genggaman kita, bukan kemudian kita yang semakin lemah dan tidak berdaya menghadapi digdayanya dunia cyber ini.
Buku “Dekonstruksi Nilai dan Matinya makna pada dunia Cyber” mencoba sedikit mengungkap bahaya dan resiko yang cukup tragis dari kelemahan kita pada dunia cyber yang kita buat.
Serta mencoba memberikan ajakan pada kita semua agar senantiasa melakukan penyadaran ulang dan mengajak kita memikirkan kembali apakah kita perlu “teknologi” dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita???.



Harapan besar bagi dunia kita ke depan bisa menangkal efek negative dari dunia cyber ini, atau mungkin mencoba merekonstruksi ulang memang teknologi hanya utopi yang tidak begitu menyekap apalagi membius, dan membunuh nilai dan karakter kita. Mungkinkah???.

*)Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Minggu, Oktober 18, 2009

CerpeNku Lagi.....


Nasib……Nasib………………
by Arif saifudin yudistira*)

ndrrrrrrrrr……..nder…………ndrrrrr…Begitulah bunyi mesin laundry yang berhari-hari menemani putri setiap harinya]. Sudah dua tahun ini putri bekerja di jasa pencucian dekat kampus di Solo. Berhari-hari ia kerja hampir tiada henti.
Meski buka mulai jam 08.00 pagi sampai jam 21.00 malam,akan tetapi badannya seperti tak pernah berhenti dari gerak. LElah, cuapek,,,,bahkan sampai terlelap ketiduran ia alami sudah berkali-kali.
Pekerjaan laundry memang tak begitu sulit dibayangkan, akan tetapi begitu berat dirasa oleh Putri. Ia memang cukup pandai melayani pelanggan. Senyum manisnya,,,,,tutur katanya yang sopan,,,,,,,serta penampilannya yang cukup enak dipandang membuat pelanggan makin betah menitipkan baju-baju kotornya ke laundryan itu.
“Bruk……”[begitulah bunyi pelanggan yang menaruhkan pakaiannya di timbangan]
5 kilo mas bayu……diambil 2 hari setelah ini yah mas…..pewanginya apa mas???[tanya putri sambil melempar senyum manisnya].
Hijau mbak…..sama kayak baju mbak……[jawab bayu]
Ah…..mas bayu ini bisa ajah…..makasih mas……
Yah…..sama-sama ….[sahut bayu]
Pagi-pagi Putri harus sudah memulai pekerjaannya. Mula-mula ia pisahkan jenis pakaian dari bayu tadi. Bayu adalah pelanggan yang sudah betah 2 tahun menitipkan bajunya di laundryan putri. Sampai terkadang Putri hafal baju dan pakaiannya itu. Putri harus mencatat semua pakaiannya dan membuka satu persatu isi plastic yang ditimbang yang isinya tidak lain baju dan semua pakaian bayu.
ihhh….bau banget sih…..gila,,,,,pa ni orang sudah nikah yah??tanya putrid dalam hati.…..Masak celana dalam penuh dengan pulau Sumatra begini….[Putri menggerutu sambil memberi tanda nama pada celana dalam bayu yang penuh dengan sperma, Putri begitu hafal, maklum satu tahun sudah beralalu bayu jadi langganan putri]. [Kemudian Dibukanya isi kantong plastic itu lagi].
ihhhh………..apalagi nih………masak ada celana dalam cewek……penuh darah lagi…….[Putri tambah penasaran lagi…..jangan-jangan…..?????jangan-jangan……]
Sudahlah……urusan dia…..kalau gak bersih biar aku ladeni protesnya dia,,,,,lagi pula selama ini dia jarang protes….dan hampir tidak pernah protes…..tapi bosan juga kalau terus-terusan begini…….[gumam Putri dalam hatinya].
Setalah menandai semua pakaian bayu, ia mulai menghidupkan mesin laundrynya dan memasukkan pakaian itu. Bagi Putri menghadapi orang seperti bayu sudah biasa. tapi kadang dia merasa jijik. Akan tetapi meski jijik, ia harus melakukan itu dengan senang hati dan rasa senyum.
Maklum,,,,gajinya 250 ribu per bulan dinilainya tak sebanding dengan beratnya pekerjaan dia. Belum lagi kalau dia kena marah dari salah satu pelanggan yang komplain tentang pelayanannya.
“ Mbak Putri ini gimana?jelas-jelas jaket ini bukan milik saya kok ditaruh sama pakaian saya……jaket saya mana????Awas….kalau hilang!!!!mbak Putri yang aku tuntut pertama kali!!!......[kata pak karjo yang juga langganannya].
Sabar pak…..Sabar…….paling tertukar......ntar saya cari dulu yah jaket bapak……apa ada merknya pak????[Tanya Putri dengan sabar,,,,dan tidak lupa melemparkan senyumnya walau berat].
Jaket Suzuki……..jawab pak Karjo.
yadah kalau begitu cari dulu……saya tunggu 2 hari setelah hari ini,,,,,,awas kalau tidak ketemu…….[sahut pak karjo lagi].
iyah….iyah…..maaf yah pak,,,,,,,pangapunten…….[Masih sabar menghadapi pak karjo]. Belum beranjak jauh dari tempat laundryan itu……mulailah bu Prety pemilik laundry itu marah-marah mendengar kejadian itu.
“Kamu ini kerja gimana toh”, Put???.
Bisa kerja ndak kamu…..kayak kamu gak tahu pak karjo saja…..
Dia itu pemilik Solo Grand Mall……awas kalau tidak ketemu…….bisa turun citra laundry kita dan kamu kupecat……..[bentak dan marah bu Pretty pada Putri]
Ampun Bu......[sambil bersujud di kaki Bu Pretty]ampun bu.......ampun Bu.....jangan dipecat saya,,,,,,saya mau kerja dimana????[sambil menyeret dan memohon ampunan Bu Pretty]
Tidak.....pokoknya kamu harus ketemu........[jwab Bu Pretty]
***
Dua hari kemudian Pak karjo kembali ke laundryan itu. Dengan muka muram dan kumis yang membuat semua agak merinding. Pak karjo selain orangnya keras dan kaku juga terlihat ”sangar”. Dengan jalan metenteng datanglah ia menghampiri Putri.
Setelah dicari-cari tidak ketemu......Putri seperti agak ketakutan kali ini. Tidak seperti biasanya, ia agak ketakutan dan wajahnya kelihatan sayu dan pucat.....serta bibirnya seketika itu pula menjadi merah delima,,,,,,keringat dingin pun tak disadari bercucuran ke muka dan air mata tak tahan keluar dari pipinya.....
emmm......mmmm......Ma.....ma......Maaf pak..Maaf. pak.......[begitulah Putri berucap sebelum ditanya].
Maaf.....kamu bilang maaf!!!......jadi.....belum ketemu???[ bentak dan tanya pak karjo]. Iy......iyah....pak......[dengan nafas tersedu Putri menangis dan menjawab pertanyaan Pak Karjo]
Ya sudah.......kamu harus ganti pakaian itu dengan kau kerja di tempatku.....[jawab Pak Karjo kali ini dengan nada agak menurun].
Apa,,,,,,apa pak......Kerja di tempat bapak????....Putri gak mau....pak.......[Putri menjawab agak kaget dan masih menangis].
Sudah......sudah.....kamu harus mau !!!.....Kamu sudah saya pecat mulai hari ini.....!!!
hah.......dipecat Bu.....ampun.....ampun Bu.....[sambil memohan dan bersujud di bawah kaki Bu Pretty].
Sudahlah......ayo.....kamu saya kasih kamu hidup yang lebih layak nanti......[Pak Karjo menyahut......sambil membuka mobilnya].
Benar.....pak......nggih pun Pak.......jawab Putri. [Meski dengan nada agak berat, lekas Putri membawa semua pakaian dan barang-barang miliknya ke mobil]. Berat pula dirasa oleh Putri karena akhirnya harus berhadapan tiap hari dengan celana kusut Pak karjo......Celana dalam yang baunya minta ampun milik pak karjo pula......Belum lagi anak-anaknya yang suka bermain di lumpur yang membuat noda membandel tiap hari[bayangkan.....tiap hari.......].
Semantara Pak Karjo dan anak-anaknya seringkali melempar pakaiannya seenaknya ke muka Putri.....akan tetapi Putri tetap sabar demi uang dan keluarganya yang hidup di desa. Nasib......nasib.......kalau bukan karena nasib......dan karena uang.......aku tak sudi mencuci celana dalam yang bau dan pakaian yang kotor-kotor dan kadang menjijikkan ini.........
Begitulah sepenggal kisah para pembantu jasa laundry.......yang kadang kita melupakannya. Dibalik baju kita yang harum dan bersih. Penampilan kita yang macho.............tersimpan pula keringat dan derita yang luar biasa yang terkadang dipendamnya......
Sekian.......

*) Mahasiswa bahasa Inggris UMS

Rabu, Oktober 14, 2009

Caraku Menggapaimu





Caraku menggapaimu


Aku ingin terbang tanpa sayap,,,

Aku ingin berjalan tanpa kaki,,,

Aku ingin mencumbumu tanpa mulut

Aku ingin menyentuhmu tanpa rasa sentuhan,,,

Aku ingin itu,,,,

Aku ingin itu,,,,

Selasa, Oktober 13, 2009

Tuhan Masih Bicara- - -


Tuhan Masih Bicara- - -
By Arif Saifudin yudistira

Tuhan Masih bicara pada orang tuli
Tuhan masih bicara pada orang yang Menentang-Nya
Tuhan pun masih bicara diantara keramaian orang
Tuhan masih bicara pada orang-orang mati
Tuhan pun bicara pada orang yang banyak bicara
Tuhan bicara pada langit dan bumi
Tuhan pun bicara pada suara-suara alam
Pun Tuhan bicara pada alam yang bersuara
Tuhan masih bicara saat kita diam
Tuhan masih bicara dengan caranya---


Solo, 13 oktober 2009

Tuhan, Aku cinta padaMu---


Tuhan Aku Cinta Padamu by Rendra
Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu
Rendra
31 July 2009
Mitra Keluarga

Senin, Oktober 12, 2009

***MenyamBut PelanTikan SBY???***


Oleh Arif saifudin yudistira*)
20 Oktober adalah moment yang ditunggu-tunggu dan dinantikan oleh sebagian orang. Akan tetapi, 20 oktober juga momentum sejarah bagi pergerakan dan dinamika kemahasiswaan untuk menyikapinya.
Ada pertanyaan menarik, kenapa momentum 20 oktober 2009 nanti harus disikapi, atau harus dinanti?. Moment pelantikan SBY begitu dinanti oleh para calon menteri dan jajaran kabinet SBY untuk segera ”bekerja” mewujudkan janji-janji SBY pada waktu kampanyenya. Juga sekaligus momentum bagi mahasiswa untuk menunjukkan bahwa mahasiswa masih mengawal jalannya pemerintahan dan dinamikanya.
Mengingat pada pemerintahan kedepan sudah bisa dipastikan tidak ada oposisi dalam pemerintahan. maka tidak lain dan tidak bukan adalah mahasiswa yang akan menjadi oposisi yang sehat dan memberikan kontribusi yang nyata bagi bangsa dan negara kita ini.
Pelantikan SBY menjadi sebuah kajian yang menarik bagi perhatian publik, selain karena presiden SBY merupakan buah dari pemilu yang cukup carut-marut, SBY juga merupakan sosok yang merupakan pilihan rakyat indonesia. Selain itu, pelantikan SBY menjadi perhatian publik pula karena sampai saat ini masih ada dosa-dosa pemerintahan SBY yang harus diselesaikan dimasa pemerintahannya mendatang.
Kasus lapindo yang sampai sekarang belum juga selesai, kasus bank century, masih merajalelanya korupsi, dan permasalahan bangsa pada waktu pemerintahan SBY akan menjadi PR besar bagi kabinet SBY mendatang.
Pelantikan SBY ini juga menjadi sebuah momentum sejarah bagi indonesia karena biasanya dalam acara pelantikan, akan ada pidato kenegaraan yang akan disampaikan dalam rangka memandang indonesia ke depan. Apa yang akan dilakukan kabinet SBY nanti, visi-misi dan program kerjanya, dan lain-lain.
Mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka memanfaatkan momentum bersejarah ini. Mengingat kondisi negara kita yang semakin akut dengan berbagai persoalannya.
Masih segar dalam ingatan kita tentunya, pelantikan anggota DPR kita yang menghabiskan dana yang berlebihan yang kurang lebih 11 miliar. Bagaimana dengan SBY nanti???jangan sampai biaya pelantikan SBY pun terkesan boros dan berlebihan dan melebihi batas kewajaran, mengingat negeri ini juga sedang mengalami bencana gempa yang belum lama ini.
Oleh karena itu, penyambutan pelantikan SBY ini perlu dalam rangka mengawal dan mengawasi agar jangan sampai kesalahan yang ada pada pelantikan DPR tidak tejadi pada pelantikan SBY, selain itu juga untuk mengingatkan SBY agar tidak ingkar janji dan mengulangi dosa-dosanya yang dilakukan pada periode sebelumnya.
Pilihan membentuk parlemen jalanan akan menjadi salah satu metode alternatif, mengingat pemerintahan indonesia ke depan akan sangat riskan. Tidak adanya oposisi akan mengakibatkan berjalannya tradisi dan kesalahan-kesalahan pada masa lalu akan terulang dan cenderung didiamkan, atau bahkan direncanakan.


Kecurigaan ini cukup beralasan, kita bisa melihat contoh kasus pada waktu pemerintah SBY mau menaikkan harga BBM beberapa tahun silam, hanya kelompok oposisi yang menentang, kasus lapindo pun demikian halnya, serta pembahasan RUU yang bermasalah seperti UU penanaman modal, UU BHP, UU MINERBA, dan lain-lain.
Dengan tidak adanya oposisi pada pemerintahan ke depan akan membuka peluang yang sangat besar bagi eksekutif kita untuk melakukan persekongkolan dengan anggota legislatif. Begitupun legislatif kita yang begitu minim untuk diharapkan.
Selain karena kita masih meragukan kapabilitas mereka yang baru, juga karena mereka dipilih karena kepopulerannya saja. Sehingga dikhawatirkan produk undang-undang dan regulasi pada pemerintahan mendatang semakin jauh dari keberfihakan terhadap rakyat.

Mahasiswa, mari bergerak...
Sejarah kita sudah cukup untuk memberikan pelajaran bagi kita, bahwa kaum muda cukup bisa diharapkan dalam rangka ikut serta menentukan masa depan bangsa kita ini. Sukarno, syahrir, tan malaka, adalah kaum-kaum muda yang menorehkan sejarah bangsanya.
Rakyat berharap besar pada mahasiswa di tengah apatisme dan pesimisme yang sudah demikian parah. Oleh karena itu, 20 oktober nanti adalah momentum yang harus dimanfaatkan bagi elemen gerakan mahasiswa untuk mengawal dan menunjukkan eksistensinya bahwa mahasiswa masih peduli akan nasib bangsanya.
Kita tentu masih ingat akan puisinya taufik ismail pada bait terakhirnya ” ....................presiden takut pada mahasiswa..........” karena itu, pilihan bagaimana, apa yang harus dilakukan, strategi apa yang harus digunakan ada di mahasiswa.
Mahasiswa dituntut untuk memberikan respon kritis terhadap pelantikan SBY karena diharapkan mahasiswalah yang mampu memberikan pertanggungjawaban secara moral terhadap pemerintahan SBY pada masa silam, pada masa sekarang, dan bagaimana pemerintahan ini berjalan ke depan.
Dengan adanya sambutan yang meriah dari mahasiswa dan beberapa catatan dan rekomendasi ke depan bagi pemerintahan SBY nanti, harapannya SBY dan seluruh pemangku pemerintahan saat ini akan tersadarkan akan kesalahan yang dibuat pada masa silam, dan mau memperbaikinya pada masa yang akan datang. Demikian.


















Penulis adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ketua DPM UMS 2009/2010

Sabtu, Oktober 03, 2009

Sensitifitas SoLo



Oleh Arif Saifudin yudistira*)
Solo menyimpan sejarah yang panjang dalam dinamika perubahan zaman. Banyak ragam peristiwa terekam dalam jejak kota ini. Kota ini cukup menyimpan potret kelam yang luar biasa.
Dalam bukunya zaman bergerak, takashi siraizi mendeskripsikan solo adalah kota yang dinamis dengan berbagai perubahan di dalamnya. Aneka warna corak, karakter, serta kultur masayarakat solo begitu plural. Solo menyimpan kenangan yang tragis, getir, dan sejuta peristiwa.
Dari kota inilah lahir pula seorang pejuang dan tokoh komunis Alimin dan sarjono yang ditulis juga oleh Soe Hoek Gie dalam skripsinya ” Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan ”. Bersama kota ini pula lahir kiai revolusioner yang sangat gencar menggerakkan umatnya untuk mengkontekskan ajaran-ajaran Islamnya yaitu H. Misbach.
Dari zaman- ke zaman Solo memang dikenal sebagai kota yang dinamis, selalu bergeser dan berubah. Perubahan ini bukan tanpa alasan, masyarakat solo begitu peka terhadap perubahan ini, dimulai sejak zaman kiai misbach hingga zaman kemerdekaan masyarakat solo tidak berhenti menggelorakan perubahan ini, bahkan hingga era reformasi di zaman suharto.

Hal ini sangatlah wajar, masyarakat solo begitu inisiatif, begitu responsif terhadap kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya. Peristiwa kerusuhan solo tahun 1999 tentu membuka mata kita bahwa masyarakat solo begitu tekun membaca fenomena di kotanya maupun di negaranya.
Maklum kesadaran akan pentingnya informasi sudah terbangun sejak zaman alimin dan sarjono dengan harian ”majapahitnya”, begitu juga misbach yang lebih awal dengan ”medan musliminnya”. Dengan hadirnya media inilah, masyarakat solo melakukan perubahan dalam setiap dinamikanya.
Keanekaragaman dan kepluralan solo bukanlah sesuatu yang muncul tiba-tiba. Masyarakat solo sudah terbiasa saling menghargai dan menghormati prinsip masing-masing sejak zaman pra kemerdekaan hingga sekarang. Hal ini terbangun karena solo merupakan kota dagang yang cukup besar yang mempertemukan beraneka warna corak dan karakter.
Solo yang bergeser
Peristiwa yang terjadi pada 14 / 9 / 2009 yang terjadi antara radio Solo radio dengan kelompok laskar yang merasa tidak terima akan pemutaran lagu genjer-genjer menunjukkan bahwa kota solo telah bergeser.
Solo begitu sensitif terhadap peristiwa dan fenomena yang tidak bisa dilepaskan dari potret kelam masa lalu. Tidak heran, sejarah kita sudah di belokkan selama 32 tahun oleh pemerintahan Suharto. Sehingga stigmatisasi terhadap hal yang berbau komunis selalu dinilai negatif dan harus dihancurkan.
Kejadian beberapa hari yang lalu seakan membuktikan kebenaran dan peringatan Sukarno pada waktu itu yang berteriak lantang dengan mengatakan : JAS MERAH {jangan sekali-sekali melupakan sejarah}.
Sejarah begitu penting untuk bagaimana kemudian masyarakat mempunyai pijakan untuk membangun masa depan, ketika masyarakat begitu lemah dalam pemahaman sejarah, maka masa depannya pun tidak terarah.
Genjer-Genjer sebetulnya hanyalah lagu biasa. Ia diciptakan seniman Banyuwangi, Muhammad Arief, pada sekitar 1942. Lagu ini berkisah tentang kesengsaraan masyarakat kabupaten tersebut semasa pendudukan Jepang. Saking melaratnya masyarakat waktu itu, mereka terpaksa mengonsumsi daun genjer (Limnocharis flava), sejenis tananam pengganggu yang banyak tumbuh disungai.{Media Indonesia}
Akan tetapi, karena pemahaman sejarah kita sudah lama dan terbiasa dengan doktrin dari suharto, maka tidak heran, masyarakat solo utamanya islam yang punya cerita kelam terhadap peristiwa masa lampau merasa tersakiti.
Solo, selain menyimpan karakter yang dinamis, plural, juga meyimpan sejarah yang begitu kelam yang bisa membuat masyarakat solo sensitif terhadap peristiwa yang mengungkit sejarah kelam di masa lalunya. Begitu.

Penulis adalah mahasiswa bahasa inggris universitas muhammadiyah surakarta, alumnus LITBANG PERS FIGUR UMS