Antra
Solusi Dan Permasalahan Baru
Oleh
arif saifudin yudistira*)
“Tahun kemaren
sebelum nikah. Dia mengajak aku bermain sepert itu lagi karena dia
punya niat menggugurkan kandungan di perutku,dengan cara menindih
perutku”
(Kisah perempuan
malang,2012)
Begitulah ungkapan
penyesalan seorang perempuan yang sudah menikah dini. Ia ditinggalkan
suaminya, anaknya sudah lahir, dan kebutuhan jadi masalah utama.
Suami yang diharapkan untuk menafkahinya justru pergi entah kemana.
Pernikahan dini memang salah satu yang dianggap jadi solusi bagi
persoalan dan gelora seks remaja masa kini. Seks jadi kebutuhan, tapi
seks pun jadi persoalan baru. Seks yang muncul di usia dini karena
tak ada alternative atau tak ada pilihan lain kecuali harus menikah.
Pernikahan usia dini pun jadi pilihan, karena alasan yang sederhana
tapi pelik. “daripada seks diluar nikah’,begitulah rata-rata
masyarakat memandang. Pilihan itu diambil karena persoalan teologis
adalah ancaman sekaligus jalan penyelamat bagi para remaja yang sudah
tak tahan bergelora dengan pernikahan.
Desa menjadi tempat
sekaligus ruang untuk menyuburkan nikah dini. Nikah dini menimbulkan
persoalan baru baik dari persoalan ekonomi, hingga pada persoalan
psikologis. Perempuan cenderung menjadi korban dari pernikahan dini
tersebut.
Nikah dini adalah persoalan ekonomi, karena pernikahan dini di era saat ini berbeda jauh dengan nikah dini di jaman dulu. Jaman dahulu faktor produktifitas remaja dan juga faktor tradisi lebih dominan. Sedang persoalan ekonomi biasanya para orangtua lebih punya alasan yakni untuk menggarap lahan kosong mereka.
Sedang di era modern, pernikahan dini hanya sebagai jalan penyelamat saja ketika anak muda atau remaja sedang jatuh cinta untu menghindari zina. Alhasil, nikah dini jadi pilihan tapi mengundang persoalan. Kini,tanah kosong yang untuk digarap sudah tak ada lagi, lahan pekerjaan sudah semakin sulit, sedang kebutuhan untuk sandang,pangan, dan papan semakin mendesak saja bagi orang yang sudah berkeluarga.
Pada
akhirnya
Pada akhirnya
persoalan nikah dini yang jadi solusi tapi juga mengundang masalah
baru ini bisa diselesaikan dengan program wirausaha. Wirausaha ini
bisa dilakukan secara berkelompok maupun perseorangan. Apalagi kini,
banyak wirausahawan muda dan milyader muda yang lahir dari kaum
remaja. Para remaja ini bisa menggandeng orang-orang yang mau atau
berkeinginan menikah ini dengan program kewirausahaan tersebut.
Program ini barangkali adalah salah satu langkah saja menghadapi
persoalan nikah dini. Program kedua adalah langkah prefentif dari
hubungan di luar nikah dan program penyuluhan. Dengan memberikan
paling tidak informasi dan pencerdasan tentang pernikahan dan
bagaimana memanajemen keluarga. Hal ini akan mendorong para remaja
menyalurkan gairahnya pada hal-hal positif dan bertanggungjawab.
Dengan langkah tersebut, persoalan pernikahan di usia dini bisa
diatasi.
Pernikahan dini adalah solusi bila dikelola dengan baik dan dimanajemen dengan baik pula. Akibat dan efek negative itulah yang semestinya diminimalisir. Sebab pada hakikatnya pernikahan adalah sacral dan bukan permainan belaka.
*)Penulis
adalah Mahasiswa UMS, bergiat di bilik literasi mengelola kawah
institute Indonesia